Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Saja Agenda yang Dibahas dalam Majelis Umum PBB Tahun ini

image-gnews
Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.[New York Times]
Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.[New York Times]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Umum PBB akan digelar pekan ini di New York dengan membahas isu-isu dunia, mulai dari perubahan iklim, perang dagang, hingga konflik Timur Tengah.

Perang dagang, migrasi, pasokan energi, perubahan iklim, dan pemberantasan kemiskinan mendukung tema-tema dasar dari agenda Majelis Umum yang beranggotakan 193 orang.

Menurut New York Times, 23 September 2019, beberapa pemimpin tidak datang, terutama Presiden Xi Jinping dari Cina dan Vladimir Putin dari Rusia, serta Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel. Selain itu, Presiden Nicolás Maduro dari Venezuela, yang dianggap oleh pemerintahan Trump dan sekitar 50 pemerintah lainnya sebagai pemimpin yang tidak sah, juga tidak akan menghadiri Majelis Umum.

Tetapi satu tokoh terkemuka, Presiden Volodymyr Zelensky dari Ukraina, akan hadir. Pemimpin Ukraina berencana untuk bertemu dengan Presiden Trump di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa pemimpin Amerika Serikat telah menekannya karena masalah politik domestik Amerika.

Ada juga pertanyaan tentang apa yang mungkin dikatakan oleh pemerintah, terutama Pakistan, tentang berakhirnya status otonomi Kashmir yang diperebutkan oleh India.

Pemimpin yang serupa: Bolsonaro, Trump, el Sisi, Erdogan

Presiden Trump, yang gemar meluapkan ekspresi diplomatik yang kontroversial, akan dikelilingi oleh rekan yang berpikiran sama pada hari Selasa ketika pidato dimulai.

Trump akan didahului oleh Presiden Jair Bolsonaro dari Brasil, kadang-kadang disebut Trump dari negeri latin, yang seperti Trump, menepis kekhawatiran tentang perubahan iklim dan mengolok-olok kritik di Twitter.

Setelah Trump datang Presiden Abdel Fattah el Sisi dari Mesir, mantan jenderal yang datang untuk melambangkan penindasan revolusi Arab Spring, meskipun penampilannya dipertanyakan akhir pekan ini ketika protes meletus di dalam negeri. Kemudian ada Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki, seorang otokrat yang telah menindas para kritikus dan yang pemerintahnya adalah seorang sipir jurnalis terkemuka.

AS dan Arab Saudi vs Iran

Ada spekulasi merebak bahwa Trump akan membuat sejarah dengan bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani dari Iran. Namun serangan 14 September terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi, yang disalahkan pejabat Amerika dan Saudi atas Iran, membuat pertemuan semacam itu tidak mungkin terjadi.

Para pejabat Amerika diperkirakan akan memamerkan apa yang mereka gambarkan sebagai bukti bahwa Iran melakukan serangan dengan drone dan rudal jelajah. Iran membantah tuduhan itu. Pemberontak Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran dalam perjuangan mereka melawan koalisi pimpinan Saudi yang telah membom negara mereka selama lebih dari empat tahun, telah mengaku bertanggung jawab.

Rouhani berbicara pada hari Rabu, dan dia hampir pasti akan menyatakan bahwa Trump memicu serangkaian konflik dengan menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi berat yang melumpuhkan ekonomi Iran.

Amerika Serikat sedang berusaha membangun koalisi untuk mencegah Iran, bahkan jika tidak jelas apa bentuknya.

Tentang perubahan iklim

Krisis iklim ada di bagian atas agenda Majelis Umum PBB. Sekitar 60 kepala negara akan berbicara di KTT Aksi Iklim pada hari Senin waktu AS, dan para pejabat bertujuan untuk mengumumkan inisiatif yang mencakup emisi karbon nol persen dalam bangunan.

Amerika Serikat tidak memiliki rencana seperti itu setelah Trump mengumumkan pada 2017 bahwa ia menarik AS dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Tetapi beberapa gubernur negara bagian yang telah membentuk Aliansi Iklim Amerika Serikat mengatakan mereka akan menghadiri KTT dan bertemu dengan delegasi lain.

Bagaimana konkret hasil KTT sebenarnya tidak jelas. PBB tidak memiliki pasukan iklim global untuk berkeliaran di planet ini untuk menghentikan polusi, jadi terserah 193 negara PBB untuk mengambil tindakan.
Menurut CNN, apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh PBB adalah apa yang dirasakan oleh sebagian orang sebagai yang paling menyedihkan yang dilakukan organisasi, yakni mengumpulkan pidato dan brainstorming lingkungan lainnya dalam sebuah laporan.

Tujuannya adalah untuk menekan para pemimpin dunia untuk berbuat lebih banyak, karena keadaan darurat iklim memburuk. Beberapa telah menjadikannya prioritas utama, salah satunya Kanselir Jerman Angela Merkel akan berada di New York untuk KTT iklim, meskipun dia melewatkan sisa agenda minggu ini.

AS dan Cina dalam sengketa perang dagang dan lainnya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Keuangan Steven Mnuchin diperkirakan akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Cina di sela pertemuan, menyarankan bahwa pemerintah berusaha untuk menciptakan suasana yang lebih produktif untuk memulai kembali perundingan perdagangan setelah berminggu-minggu perselisihan. Kedua pemerintah baru-baru ini menghentikan pertempuran kenaikan tarif mereka.

Tetapi beberapa pejabat mendesak agar Trump mengatasi masalah-masalah lain yang dianggap sensitif oleh Cina, termasuk protes pro demokrasi di Hong Kong, penindasan terhadap warga Tibet dan penahanan lebih dari satu juta Muslim, kebanyakan etnik Uighur. Seorang pejabat mengatakan, Trump setidaknya harus mengkritik Cina karena mencoba mengintimidasi aktivis Uighur-Amerika.

Trump tidak pernah berbicara dengan tegas tentang hak asasi manusia, dan ia secara terbuka menyatakan kekagumannya pada Xi dan para pemimpin otoriter lainnya. Tetapi anggota parlemen di kedua partai Kongres menekan Trump untuk bertindak. RUU tentang Uighur, Tibet dan Hong Kong ditujukan untuk memaksa Trump dan pemerintah untuk mengambil sikap lebih keras.

Sengketa dua sekutu utama Amerika: Korea Selatan dan Jepang

Pertikaian yang berkepanjangan antara Jepang dan Korea Selatan, yang berakar pada pendudukan Jepang semasa Perang Dunia II, telah menyebabkan kisruh hubungan perdagangan dan berakhirnya perjanjian pembagian intelijen. Perdana Menteri Shinzo Abe (atau Abe Shinzo) dari Jepang dan Presiden Moon Jae-in dari Korea Selatan diperkirakan tidak akan bertemu satu sama lain. Apakah Trump dapat mendorong mereka ke dalam percakapan tiga arah masih belum jelas. Dan tujuan bersama oleh ketiganya: perlucutan senjata nuklir Korea Utara, mungkin hanya mendapat sedikit atau tidak ada kemajuan sama sekali.

Sementara Moon Jae-in diperkirakan akan mendesak Trump untuk memperbarui desakannya untuk diplomasi dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Sementara tidak ada pejabat senior Korea Utara yang berencana menghadiri Majelis Umum PBB.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

21 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut


Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

1 hari lalu

Petugas polisi Ekuador berdiri di luar kedutaan Meksiko tempat mereka memindahkan paksa mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas di Quito, Ekuador 5 April 2024. REUTERS/Karen Toro
Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.


AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

1 hari lalu

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengumumkan pemulangan barang antik yang dicuri ke Kamboja pada tahun 2022. New York adalah pusat perdagangan manusia yang utama, dan beberapa karya telah disita dalam beberapa tahun terakhir dari museum, termasuk Museum Seni Metropolitan yang bergengsi, dan kolektor [File: Andrew Kelly/Reuters]
AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?


6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

Orang-orang berdemonstrasi di luar The New School University Center, ketika perkemahan Protes terus berlanjut untuk mendukung warga Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.


Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Danau Tolire. shutterstock.com
Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.


Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

3 hari lalu

Para pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di Gaza dan para pengunjuk rasa pro-Israel bentrok selama demonstrasi di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas California Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California, AS 28 April. 2024. REUTERS/David Swanson
Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina


Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

3 hari lalu

Bark Air yang menyediakan penerbangan khusus anjing bakal beroperasi mulai Mei 2-24 (Dok. Bark Air)
Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.


Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza


Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

4 hari lalu

Warga mengambil air dari genangan air di danau kering di Chennai, India, pada hari Selasa., 12 Juni 2019. [Ravikumar / Reuters]
Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.


Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 hari lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?